Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Pengertian Penerimaan Kas Menurut Para Ahli

Menurut Soemarso S.R (2010:172) Penerimaan kas adalah: “Suatu transaksi yang menimbulkan bertumbuhnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan hasil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas”.

Sedangkan di sisi lain, Mulyadi (2013:455) mendefinisikan penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama: penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.

Gambar: Pengertian Penerimaan Kas
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertumbuhnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer maupun penerimaan-penerimaan lainnya.

Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. 

Mulyadi (2013:455) menyatakan bahwa: Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari penjualan tunai. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
  1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
  2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Jadi dapat disimpulkan sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu prosedur yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

Pengertian Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan kas yang baik tentunya sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan atau unit usaha demi mencapai tujuannya, berikut ini akan diuraikan unsur-unsur sistem akuntansi penerimaan kas yang baik beserta teori-teorinya menurut ahli:

Menurut Sudarmo (2006:61) Sistem akuntansi penerimaan kas adalah:
Proses aliran kas yang terjadi di perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari aliran kas masuk (cash flow).

Sedangkan menurut Mulyadi (2013:500) Sistem akuntansi penerimaan kas adalah:
Suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dan penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas yang dimaksud dengan sistem akuntansi penerimaan kas yaitu suatu jaringan prosedur yang menangani suatu peristiwa atau keterjadian yang mengakibatkan terjadinya penambahan uang dalam kas yang berasal dari penjualan tunai maupun piutang yang melibatkan bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain.

Sistem Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2013:455) “Sistem penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.”

Menurut Mulyadi (2013:455) sistem pengendalian yang baik pada sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan.
  1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
  2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Sekian uraian tentang Pengertian Penerimaan Kas, Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Para Ahli

Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern. Pihak intern seperti manajemen memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil keputusan-keputusan serta untuk menjalankan perusahaan. Pihak ekstern seperti kreditur, calon investor, kantor pajak dan lain-lain memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern.

Menurut Baridwan (2010:4) Sistem akuntansi adalah:
Formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Sedangkan Menurut Reeve (2013:223) Sistem akuntansi adalah:
Metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengelompokkan, merangkum, serta melaporkan informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

Disisi lain, Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem akuntansi adalah:
Organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan.

Selanjutnya Menurut Winarto (2007:9) Sistem akuntansi merupakan:
Bidang ilmu akuntansi yang mempelajari perancangan dan pengevaluasian sistem informasi akuntansi di dalam suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi akan banyak penyusunan berbagai prosedur akuntansi yang digunakan untuk menangani suatu peristiwa (transaksi) mulai dari mencatat data, menggunakan dokumen yang sesuai, hingga menyajikan laporan informasi yang baik.

Gambar: Pengertian Sistem Akuntansi
Dari definisi-definisi diatas dapat dinyatakan bahwa sistem akuntansi adalah alat yang digunakan untuk mengorganisir dan merangkum semua data yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengawasi jalannya perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau tindakan-tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi menurut Mulyadi (2013:13) terdiri dari:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.

b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

c. Buku besar
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keungan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

d. Buku pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

e. Laporan
Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang dapat berupa neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, daftar utang yng akan dibayar, dan daftar saldo persediaan.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Sekian uraian tentang Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Para Ahli

Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Bustami dan Nurlela (2010:49): Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.

Sedangkan menurut Raiborn dan Kinney (2011:56):
“Total produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama sebuah periode”.

Mulyadi (2015:14) menjelaskan bahwa:
Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa selama periode bersangkutan. Dengan kata lain, bahwa harga pokok produksi merupakan biaya untuk memperoleh barang jadi yang siap jual.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah biaya langsung maupun biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selama periode tertentu.

Gambar: Pengertian Harga Pokok Produksi

Manfaat Harga Pokok Produksi dan Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Manfaat Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2015:65) manfaat dari perhitungan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi bertujuan memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang dengan demikian biaya produk dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan untuk menentukan harga jual produk.

2. Memantau realisasi biaya produksi
Informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu digunakan untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan apa yang diperhitungkan sebelumnya. Dalam hal ini, informasi biaya produksi digunakan untuk membandingkan antara perencanaan dengan realisasi.

3. Menghitung laba rugi bruto periodik
Laba atau rugi bruto dihitung dengan membandingkan antara harga jual produk per satuan dengan biaya produksi per satuan. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.

4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
Saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban secara periodik, manajemen harus menyediakan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang didalamnya terdapat informasi harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok persediaan produk dalam proses. Biaya yang melekat pada produk jadi yang belum terjual, dalam neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
Unsur-unsur yang membentuk harga pokok produksi adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Pada umumnya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung disebut (Prime Cost) biaya utama, sedangkan yang lainnya disebut (Conversion Cost) biaya konversi.

Menurut Siregar (2014:28) biaya-biaya produksi dibedakan berdasarkan elemen-elemen, yang terbagi menjadi tiga yaitu:
  1. Biaya Bahan Baku Langsung (Raw Material Cost) adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi.
  2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi.
  3. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturer Overhead Cost) adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.

Sumber:
Raiborn, A Cecily dan Kinney R Michael. 2011. Akuntansi Biaya, Dasar dan Pengembangan. Edisi Tujuh. Jakarta : Salemba Empat.

Sekian uraian tentang Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Pendapatan Menurut Para Ahli

Pengertian Pendapatan - Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. 

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan yang sangat besar, karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:23.1), pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Sedangkan menurut Diana dan Setiawati (2017:361) menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Kemudian menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011:955), “Pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, dan aktivitas pencarian laba lainnya yang merupakan operasi yang utama atau besar yang berkesinambungan selama suatu periode”.

Martani, dkk (2016:204) menjelaskan pengertian pendapatan adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari aktivitas normal dari suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda seperti penjualan (sales), pendapatan jasa (fees), bunga (interest), dividen (dividend), dan royalti (royalty).

Greuning, et al.(2013:289-290) mengemukakan pengertian pendapatan sebagai berikut: IAS 8 mendefinisikan pendapatan sebagai aliran masuk dari manfaat ekonomi yang berasal dari kegiatan normal bisnis. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk bruto dari manfaat ekonomis selama periode, muncul dari aktivitas bisnis normal, dan menghasilkan kenaikan ekuitas yang jelas bukan dari kontribusi pemilik ekuitas.

Gambar: Pengertian Pendapatan
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah suatu aliran masuk atau peningkatan lainnya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa dan aktivitas pencarian laba lainnya dalam kegiatan operasi perusahaan selama suatu periode.

Sumber-Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan merupakan suatu unsur yang perlu mendapatkan perhatian penting sebelum membahas masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan lebih lanjut. Kesalahan dalam menentukan sumber pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:23.1), pendapatan dapat timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini:

1. Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dari property lain yang dimiliki untuk dijual kembali.

2. Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas entitas yang telah disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama satu periode. Jasa tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.

3. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk:
  • Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terhutang kepada entitas.
  • Rolyati yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas.
  • Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka atas kelompok modal tertentu.
Sedangkan menurut Diana dan Setiawati (2017:361-379), pendapatan dapat berasal dari:
  • Penjualan dengan diskon
  • Penjualan dengan pelunasan ditangguhkan
  • Penjualan barang
  • Penjualan jasa
  • Bunga, royalty, dividen

Sumber:
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2017. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Terbaru. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sekian uraian tentang Pengertian Pendapatan Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli

Pengertian Akuntansi - Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. 

Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. 

Selain itu, ada juga pengertian akuntansi menurut beberapa ahli yaitu :

Surwadjono (2015:10) menyatakan bahwa: Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seperangkat yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi dapat didefinisikan sebagai:

Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Gambar: Pengertian Akuntansi
Menurut Walter (2012:3) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut: “Akuntansi merupakan suatu sistem informasi, yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang akan membuat keputusan yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis”.

Selanjutnya, menurut Rudianto (2010:10), “Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan”.

Menurut James M Reeve, dkk (2013:9) pengertian akuntansi adalah sebagai berikut: “Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi perusahaan. Selain itu akuntansi juga memberikan informasi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan”.

Sedangkan menurut Warren, dkk (2014:3) “Akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa definisi akuntansi adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasikan, mencatat dan menyajikan informasi yang diberikan organisasi melalui laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi suatu organisasi.


Sumber: 
Harrison, Walter. T. Jr. et.al. 2012. Akuntansi Keuangan: International Financial Reporting Standars. Penerjemah Gina Gania. Jakarta: Erlangga.

Sekian uraian tentang Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Pembiayaan Menurut Para Ahli

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.

Gambar: Pengertian Pembiayaan
Berikut pengertian pembiayaan menurut para ahli, yaitu:
Menurut M. Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Menurut Hendry pembiayaan adalah kerjasama antara lembaga dan nasabah dimana lembaga sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan nasabah sebagai fungsi untuk menghasilkan usahanya. Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu.

Menurut Muhammad pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”

Kemudian di jelaskan lagi dalam UU no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 poin ke 25 menjelasakan bahwa: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan berupa:
  1. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
  2. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
  3. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna
  4. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulan bahwa pembiayaan adalah sebagai pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.


Sumber:
  • Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hlm 17.
  • Muhammad Syafi’I Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press. 2001, hlm 160.
  • Arrison Hendry, Perbankan Syariah, Jakarta: Muamalah Institute, 1999, hlm 25.

Sekian uraian tentang Pengertian Pembiayaan Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Kepemilikan Manajerial Menurut Para Ahli

Berikut Pengertian Kepemilikan Manajerial Menurut Para Ahli, yaitu:

Jensen and Meckling (1976); Morck, dkk (1988) dan Cheng dan Warfield (2005) dalam Rahmawati (2012:103) menyatakan kepemilikan manajerial adalah sebagai berikut: “Kepemilikan manajerial adalah sebuah mekanisme penting untuk meluruskan insentif manajer dengan para pemegang saham”.

Wahidahwati (2002:5) dalam Rustendi dan Jimmi (2008) menyatakan kepemilikan manajerial sebagai berikut: “Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan Komisaris). Kepemilikan manajerial diukur dari jumlah prosentase saham yang dimiliki manajer”.

Kepemilikan manajerial menurut Machmud & Djakman (2008) dalam Tita Djuitaningsih (2012) adalah sebagai berikut: “Kepemilikan saham manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan”.

Gambar: Kepemilikan Manajerial
Berdasarkan ketiga definisi di atas menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam perusahaan dan ikut serta dalam pengambilan keputusan.

Salah satu cara untuk meningkatkan kepemilikan adalah melalui ESOP, yakni program kompensasi yang berdasarkan saham. Ketika seseorang manajer diberi opsi, opsi tersebut biasanya tidak dapat digunakan sampai tiga atau empat tahun kemudian. Ketika opsi menjadi dapat digunakan (vested), manajer dapat memilih untuk menaham exercisable options atau menggunakan opsi dan daripada menahan saham (untuk membiayai penggunaan opsi, manajer pada umumnya menjual saham yang diterima dari penggunaan opsi). Manajer juga diberikan restricted stock, seperti option grants, tidak dapat diperdagangkan sampai setelah tiga atau empat tahun.

Jensen dan Mecking (1976) dalam Herawaty (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat (Shleifer dan Vishny 1986 dalam Herawaty 2008).

Sumber:
Rahmawati, Teori Akutansi Keuangan, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012.

Sekian uraian tentang Pengertian Kepemilikan Manajerial Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Good Corporate Governance Menurut Para Ahli

Setelah terjadinya krisis yang melanda Indonesia dan menyebabkan sebagian perusahaan tidak bisa bertahan dan sebagian pula bangkrut, pada tahun 1999 pemerintah membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 KNKCG telah mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang pertama dan telah disempurnakan pada tahun 2001. Kemudian di tahun 2004 dibuatlah pedoman GCG untuk Perbankan Indonesia dan KNKG melakukan perbaikan kembali pedoman GCG untuk perbankan ditahun 2013.

Gambar: Pengertian Good Corporate Governance
Pengertian dari Corporate Governance menurut para ahli yaitu:

(Surya dan Yustiavanda, 2006:24-26): 
Komite Cadbury mendefinisikan Corporate Governance sebagai : “Sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders yang berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya”.

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, corporate governance adalah:
“Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika”.

Pengertian lain mengenai corporate governance menurut Stjin Claessens :
“Pengertian corporate governance dapat dimasukkan dalam dua kategori. Kategori pertama, mengacu pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang dapat diukur melakui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para pemegang saham dan stakeholders. Kategori kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan hukum baik yang berasal dari sistem hukum, peradilan, pasar keuangan dan sebagainya yang mempengaruhi perilaku perusahaan.”

Kategori pertama dapat dijadikan dasar analisis dalam mengkaji corporate governance di suatu negara, misalnya dengan melihat bagaimana Dewan Direksi memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan. 

Sedangkan kategori kedua dijadikan dasar analisis dalam mengkaji corporate governance secara komparatif, misalnya bagaimana melihat berbagai perbedaan dalam kerangka normatif yang dibangun akan mempengaruhi pola perilaku perusahaan, inverstor, dan lainnya.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Sekian uraian tentang Pengertian Good Corporate Governance Menurut Para Ahli, semoga bermanaat.

Pengertian Dewan Komisaris Menurut Para Ahli

Menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 ayat 6 dalam Agoes dan Ardana (2014:108) dewan komisaris adalah sebagai berikut:

“Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi”.

KNKG (2006) mendefinisikan dewan komisaris adalah sebagai berikut:
“Dewan komisaris adalah bagian dari organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG, Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional”.

Menurut Sembiring (2005) ukuran dewan komisaris adalah sebagai berikut:
“Ukuran dewan komisaris adalah jumlah seluruh anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan”.

Gambar: Pengertian Dewan Komisaris
Berdasarkan ketiga definisi dewan komisaris di atas menunjukkan bahwa dewan komisaris adalah bagian organ perseroan (seluruh anggota dewan komisaris) yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memastikan bahwa perusahaan melaksanakan good corporate governance.

Metode Pengukuran Ukuran Dewan Komisaris
Menurut Sembiring (2005) pengukuran ukuran dewan komisaris menggunakan jumlah anggota dewan komisaris. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitor yang dilakukan akan semakin efektif.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Sekian uraian tentang Pengertian Dewan Komisaris Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat,

Pengertian Administrasi Negara Menurut Para Ahli

Administrasi Negara secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh semua aparatur Negara yang telah di tentukan sebelumnya.

Berikut pengertian Administrasi Negara menurut para ahli, yaitu:

Menurut Dimock dikutip Anggara (2012:134) mengatakan bahwa : Administrasi Negara merupakan bagia dari adinistrasi umum yang mempunyai lapangan lebih luas, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana lembaga-lembaga mulai dari satu keluarga sehingga perserikatan bangsa-bangsa disusun, digerakan, dan dikemudikan.

Berdasarkan pengertian administrasi negara diatas, dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah kegiatan yang diberkaitan dengan pelaksanaan urusan-urusan negara, kebijakan negara dan kewenangan politiknya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


Menurut Dwight Waldo dikutip Syafei (2003:33) mengatakan bahwa : Administrasi negara adalah manajemen dan organisasi dari manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah.

Sependapat dengan pernyataan diatas yang dikemukakan oleh George J.Gordon yang dikutip Syafei (2003:33) bahwa : Administrasi negara adalah seluruh proses baik yang dilakukan organisasi maupun perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif, serta peradilan.

Administrasi negara menurut Edward H. Lichfield dikutip Syafei (2003:33) menjelaskan bahwa : Administrasi negara adalah suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan pemerintah diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai, digerakkan, dan dipimpin.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa administrasi Negara lebih kepada aktifitas kenegaraan. Objek disiplin ilmu administrasi Negara adalah pelayanan publik sehingga yang perlu dikaji adalah keberadaan berbagai organisasi publik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi Negara sangat penting dipelajari oleh setiap masyarakat yakni untuk memahami akan arti pentingnya kegiatan adminitrasi dalam suatu Negara yang dikaitkan dengan kewenangan publik.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.


Sekian uraian tentang Pengertian Administrasi Negara Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat,

Pengertian Biaya Menurut Para Ahli

Pengertian Biaya - Dalam kehidupan sehari-hari biaya merupakan istilah yang sudah biasa, dan setiap orang memiliki pengertian sendiri-sendiri tentang biaya.

Sehubungan dengan istilah biaya, berikut ini beberapa pengertian biaya dilihat dari sudut pandang Akuntansi Biaya dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. 

Pengertian biaya menurut Hansen, Mowen (2004:40) dikemukakan bahwa: “Biaya adalah kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi”. 

Adapun definisi biaya menurut Pernya taan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (1994: 24) adalah sebagai berikut : 
“Biaya adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya ak tiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang menyangkut pembagian kepada penanam modal”. 

Pengertian Biaya Menurut Para Ahli

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengorbanan tersebut melebihi satu periode akuntansi. 

Berdasarkan uraian diatas, maka biaya adalah pengorbanan yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut : 
  1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi 
  2. Diukur dalam satuan uang 
  3. Yang terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 
  4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu 
  5. Berkurangnya aktiva 
  6. Adanya kewajiban yang berakibat pada penurunan ekuitas 
Jadi pengorbanan yang mencakup syarat tersebut dapat dianggap sebagai biaya sedangkan pengorbanan yang tidak me nghasilkan manfaat dianggap sebagai pemborosan (kerugian pada perusahaan).

Sumber:

Hansen & Mowen. 2004.  Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua.Jakarta: Salemba Empat.

Sekian uraian tentang Pengertian Biaya Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Para Ahli

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban - Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat para ahli akuntansi akan disajikan dibawah ini.

Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 
”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. 

Adapun akuntansi pertanggungjawaban me nurut Garrisson (2001:20) adalah sebagai berikut : 
A system of accounting in which costs are assigned to various managerial level according to where control of the costs deemed to rest, with the managers then held responsibility for difference betw een and actual results. 

Sedangkan akuntansi pertanggungjawaba n menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai berikut : 
“ Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja se tiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen. 

Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi pertanggungjawa ban sebagai berikut : 
  1. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan su atu sistem akuntansi yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas me misahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen. 
  2. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. 
  3. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pert anggungjawaban adalah berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat dianal isa dan dicari penyelesaiannya dengan manajer pusat pertanggungjawabannya. 
  4. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang, baik untuk masing-masing pusat pert anggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan : “Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pe rtanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan”.

Sumber: Dikutip dari berbagai sumber.

Sekian uraian tentang Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Pengendalian Biaya Menurut Para Ahli

Pengertian Pengendalian Biaya - Dalam akuntansi pertanggungjawaban ini menghubungkan informasi akuntansi yang diperlukan oleh seorang manajer dengan wewenang yang dimiliki manajer tersebut. Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer tersebut didelegasikan dari manajer tingkat atas ke manajer yang ada dibawahnya dan pendelegasian wewenang  menuntut manajer yang ada untuk mempertanggungjawabkan pelaksananaan tugas yang dibebankan kepadanya. 

Pada akuntansi pertanggungjawaban pengendalian biaya dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan unit yang bertanggungjawab atas terjadinya biaya tersebut. 

Berikut ini Pengertian Pengendalian Biaya menurut beberapa ahli:

Pengertian dari pengendalian biaya menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim  yang dialih bahasakan oleh Moh. Kurdi (1999;110) adalah: ”Pengendalian biaya adalah suatu langk ah yang diambil oleh manajemen untuk memastikan bahwa tujuan yang dibuat pada tahap perencanaan dapat dicapai dan untuk memastikan bahwa se mua segmen fungsi organisasi dalam perilakunya konsistansi dengan kebija kan-kebijakan untuk pengawasan biaya yang efektif” 

Dimana pengendalian biaya adalah untuk membandingkan biaya yang seharusnya dengan biaya-biaya yang sesungguhnya terjadi da n bila terjadinya selisih maka selisihnya perlu dianalisis lebih jauh, sehingga diketahui faktor penyebab penyimpangan yang terjadi sampai pada dilakukannya tindakan koreksi. 

Adapun menurut Henry Simamora (1999;301) mengemukakan bahwa : ” Pengendalian biaya adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja standar, penganalisisan selisih-selisih yang timbul guna mengindentifikasikan penyebab-penyebab yang dapat membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian di masa yang akan datang” 

Setiap bidang pertanggungjawaban menyusun anggaran biaya dan penghasilannya masing-masing dengan memperhatikan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Anggaran yang telah di susun digunakan sebagai alat pengukur pelaksanaan kegiatan dan masing-masing bagian sistem akuntansi disusun agar dapat mengumpulkan dan melaporkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan untuk dilaporkan kepada bagian yang ditetapkan bertanggung jawab. 

Pengertian Pengendalian Biaya Menurut Para Ahli

Pertanggungjawaban untuk penghasila n yang diperoleh pelaksanaannya tidak begitu sulit, karena penghasi lan lebih mudah diidentifikasikan dibandingkan dengan biaya yang terjadi. Didalam pusat pertanggungjawaban tidak selalu timbul dari keputusan yang diambil kepala bagian yang bersangkutan, karenanya tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh kepala bagian yang bersangkutan, maka dalam pengumpulan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan, hanya biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh kepala bagian yang bersangkutan yang harus diminta pertanggungjawaban. Untuk itulah akuntansi pertanggungjawaban biasanya menitikberatkan pada pertanggungjawaban yang merupakan suatu alat pengendalian, pengendalian yang dimaksud adalah pengendalian terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban. 

Biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya, karena sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, maka akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya. 

Untuk tujuan pengendalian biaya, organi sasi harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas wewenang dan tanggung jawa b dari tiap-tiap manajer. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, yang tiap-tiap manajernya mengetahui wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing. 

Berdasarkan pada pokok pikiran yang telah diuraikan di atas dan teori-teori yang ada, maka dapat dikemukakan sebuah hipotesis yaitu apakah terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya, dengan rumus : 

Ho : Tidak terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya. 
Hi : Terdapat hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya.

Sumber:
Simamora, Henry, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua, Cetakan kedua, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.

Sekian uraian tentang Pengertian Pengertian Pengendalian Biaya, semoga bermanfaat.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Para Ahli

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi - Pada kesempatan kali ini admin akan membahas mengenai Pengertian dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi menurut beberapa ahli. Langsung saja ya..?

Terdapat beberapa definisi sistem informasi akuntansi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut :

Menurut Romney dan Steinbart (2009:28) dalam Dewi, sistem informasi akuntansi adalah: “An acconting information system is a system that collect, records, stores and processes data to produce information for decision makers”Pernyataan yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi untuk pengambil keputusan.

Menurut Diptyana dan Dewi (2014 : 6) sistem informasi akuntansi adalah “Suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses data, sampai dengan menyajikan informasi kepada para pengambil keputusan di internal organisasi dan eksternal organisasi”.

Sistem informasi akuntansi juga didefenisikan oleh Bodnar (2010:8) : “Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi”.

Sistem informasi akuntansi menurut Diana dan Setiawati (2011 : 4) meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan akuntansi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi sebagian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa. Kejadian-kejadian ini menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum, yaitu:

a. Siklus pendapatan
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang berkaitan.
b. Siklus pengeluaran
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan.
c. Siklus produksi
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa.

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem yang dirancang untuk melakukan kegiatan proses data dan pelaporan informasi baik dengan manual maupun secara terkomputerisasi tentang kegiatan yang berhubungan dengan keuangan. Sistem informasi akuntansi juga dapat disimpulkan sebagai sub-sub sistem yang paling saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapat dari data transaksi untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengambilan dan pemegang saham, pemerintah, dan pihak-pihak lain di luar perusahaan.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Para Ahli

Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2009:29) dalam Dewi, fungsi sistem informasi akuntansi adalah:
  1. Collect and store data about organizational activities, resources and personal.
  2. Transform data into information that is useful for making decisions so management can plan, execute, control and evaluate activities, resources and personel.
  3. Provide adequate controls to safeguard the organization’s assets, including its data, to ensure that the assets and data are available when needed and the data are accurate and reliable”.
Pernyataan Romney dan steinbart menyatakan bahwa fungsi sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
  1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut.
  2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
  3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

Sumber:
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Perancangan, Prosedur dan Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Sekian uraian tentang Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.