Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli

Pengertian Peradaban - Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan ekonomi dan budaya.

Peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan ilmu teknik untuk kegunaan praktis. Peradaban sebagai suatu perwujudan budaya yang didasarkan pada akal (rasio) semata-mata dengan mengabaikan nurani akan berlainan dengan perwujudan budaya yang didasarkan pada akal, nurani, dan kehendak sebagai kesatuan yang utuh.

Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor: Pendidikan, Kemajuan teknologi Ilmu pengetahuan.


Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli
Arnold Toynbee : Arnold Toynbee dalam bukunya "The Disintegrations of Civilization" dalam Theories of Society, (New York, The Free Press, 1965), hal 1355 menyatakan peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.

Pengertian lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek).

Albion Small
Peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Sementara itu, kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Albion Small, yang mengatakan bahwa peradaban berhubungan dengan suatu perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia, sedangkan kebudayaan mengacu pada suatu yang bersifat material, faktual, relefan, dan konkret.

Huntington
Peradaban adalah sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui dalam unsur-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.

Berangkat pada definisi ini, maka masyarakat Amerika-khususnya Amerika Serikat dan Eropa yang sejauh ini disatukan oleh bahasa, budaya, dan agama dapat diklasifikasikan sebagai satu peradaban, yakni peradaban barat.

Prof Dr. Koentjaraningrat
Peradaban adalah bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni. Masyarakat yang telah maju dalam kebudayaan tertentu berarti memiliki peradaban yang tinggi. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Ciri-ciri Umum Peradaban
Pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah, dan modern  Sistem pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan peraturan. Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju seperti astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, arsitektur, kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan lain-lainnya.

Masyarakat dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan strata sosial yang lebih kompleks.

Pengertian Peradaban
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
1. Gagasan (Wujud Ideal)
2. Aktivitas (Tindakan)
3. Artefak (Karya)


Sekian uraian tentang Pengertian Peradaban menurut para ahli, semoga bermanfaat..

Pengertian Revolusi Mental

Pengertian Revolusi Mental - Revolusi Mental merupakan suatu gerakan seluruh masyarakat (pemerintah & rakyat) dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali nilai ‐nilai strategis yang diperlukan oleh Bangsa dan Negara untuk mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era globalisasi.

Revolusi Mental mengubah cara pandang, pikiran, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa ‐bangsa lain di dunia. 

Revolusi Mental mengubah cara pandang, pikiran, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa ‐bangsa lain di dunia.


Pengertian Revolusi Mental

Sekian uraian tentang Pengertian Revolusi Mental, semoga bermanfaat.

Pengertian Revolusi Menurut Para Ahli

Pengertian Revolusi - Selama ini Revolusi merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu perubahan fundamental di pemerintahan atau konstitusi politik sebuah negara, terutama yang terjadi karena sebab-sebab internal dan lewat suatu pergolakan bersenjata, dan rusuh. 

Menurut Funk & Wagnalls New Encyclopedia, revolusi adalah sebuah perubahan sosial atau politik dengan memakai tindakan secara paksa, dipengaruhi oleh kekejaman dan bentrok senjata; revolusi juga berarti perubahan sistem politik, namun secara cepat dan total, melalui cara-cara di luar konstitusi dan pengingkaran atas lembaga pemerintahan.

Senada dengan pengertian itu, dalam Black’s Law Ditionary, revolusi diartikan “on overthrow of a government usu. Resulting in fundamental political change, a successful rebellion” (meruntuhkan pemerintah yang ada, menghasilkan perubahan politik secara fundamental, dan sebuah pemberontakan yang sukses).

Eugene Camenka adalah salah satu yang menyatakan bahwa kekacaun dalam revolusi adalah sebuah keniscayaan, tetapi, ia buru-buru memberi penjelasan lanjutan, seandainya revolusi itu tanpa menimbulkan kekacauan, masih tetap dianggap revolusi. 

Akhirnya Samuel Huntington merumuskan revolusi sebagai “suatu penjungkirbalikan nilai-nilai, mitos, lembaga-lembaga politik, struktur sosial, kepemimpinan, serta aktifitas maupun kebijaksanaan pemerintah yang telah dominan di masyarakat”. Dan secara prinsip dari berbagai definisi yang diberikan para pakar politik, revolusi terkait dengan gagasan perubahan menyeluruh, pembaharuan dan diskontinuitas menyeluruh dan juga menganut asumsi bahwa revolusi erat hubungannya dengan transformasi sosial.

Dari beberapa definisi tentang revolusi di atas dapat diambil beberapa kata kunci (key words) dalam diskursus revolusi diantaranya adalah; perubahan politik secara fundamental (fundamental change in the political system), kekuatan massa (extra-legal mass actions), pemberontakan (rebellion and revolt), dan oposisi. Dalam banyak kasus oposisi senantiasa menimbulkan kekacauan (chaos), tetapi terminologi itu bukan karakter pokok dalam revolusi, tetapi hanya sebagai akibat samping saat revolusi itu dijalankan.

Pengertian Revolusi Menurut Para Ahli

Sekian uraian tentang Pengertian Revolusi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Transformasi

Pengertian Transformasi - Transformasi adalah sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada tahap ultimate, perubahan yang dilakukan dengan cara memberi respon terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.

Laseau 1980 yang dikutip oleh Sembiring 2006 memberikan kategori Transformasi sebagai berikut:
  1. Transformasi bersifat Tipologikal (geometri) bentuk geometri yang berubah dengan komponen pembentuk dan fungsi ruang yang sama.
  2. Transformasi bersifat gramatikal hiyasan (ornamental) dilakukan dengan menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkirbalikkan, melipat dll.
  3. Transformasi bersifat refersal (kebalikan) pembalikan citra pada figur objek yang akan ditransformasi dimana citra objek dirubah menjadi citra sebaliknya.
  4. Transformasi bersifat distortion (merancukan) kebebasan perancang dalam beraktifitas.
Habraken, 1976 yang dikutip oleh Pakilaran, 2006 (dalam http://www.ar. itb.ac.id/wdp/ diakses pada tanggal 11 November 2013). menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya transformasi yaitu sebagai berikut:
  1. Kebutuhan identitas diri (identification) pada dasarnya orang ingin dikenal dan ingin memperkenalkan diri terhadap lingkungan.
  2.  Perubahan gaya hidup (Life Style) perubahan struktur dalam masyarakat, pengaruh kontak dengan budaya lain dan munculnya penemuan-penemuan baru mengenai manusia dan lingkuangannya.
  3.  Pengaruh teknologi baru timbulnya perasaan ikut mode, dimana bagian yang masih dapat dipakai secara teknis (belum mencapai umur teknis dipaksa untuk diganti demi mengikuti mode.
Contoh Transformasi Energi

Sekian uraian tentang pengertian transformasi, semoga bermanfaat.

Pengertian Imperialisme Dan Kolonialisme Menurut Para Ahli

Pengertian Imperialisme - Kata Imperialisme mulai dikenal pada pertengahan abad ke-19. Imperialisme berasal dari kata latin yaitu imperium yang berarti mengomandani atau kekuasaan tertinggi. Imperialisme adalah perluasan kekuasaan suatu negara melalui pencaplokan, biasanya melalui penaklulan terhadap wilayah lain (Alan Bullock, 1986 : 409).

Imperialisme adalah penaklukan penduduk suatu negara kepada daerah-daerah lain dengan menentukan hukumnya melalui kekuasaan, dan melakukan eksploitasi secara ekonomi dan finansial terhadap orang-orang asing tersebut (Alan Bullock, 1986 : 409)

Imperialisme dapat pula diartikan sebagai kebijakan dan praktek perluasan suatu negara kepada negara lain yang dilakukan dengan mencaplok wilayah yang berbatasan dengan negara tersebut dengan cara paksa atau dengan cara mengambil daerah-daerah jajahan, tanah jajahan dan daerah perlindungan yang dimiliki oleh negara lain (Henry Pratt Fairchild, 1977 : 150).

Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata Colony. Kata ini diambil dari bahasa latin yaitu colon. Colon merupakan sebutan kata yang ditujukan untuk petani, penanam, pekebun atau penduduk yang tinggal di suatu daerah baru. Selain kata colon, ada pula kata colonia. 

Kata ini memiliki arti yang sama dengan pertanian, tanah perkebunan, dan pemukiman. Colonia dahulu merupakan sebutan bagi pemukiman umum warga negara Roma di suatu daerah musuh yang telah ditaklukan, dimana warga negara Roma menerima tanah tersebut setelah berperan sebagai tentara garnisun dan menjadi veteran. Kolonialisme adalah satu bentuk imperialisme yang didasarkan penegakkan (sering diekspresikan dalam hukum) yang tajam dan radikal antara negara yang menjajah dengan penduduk negara yang dijajah. Awal untuk menegakkan hukum tersebut dilakukan melalui penaklukan. Setelah penaklukan dilaksanakan, maka dilakukan pengendalian dan kontrol terhadap penduduk terjajah dengan dasar perbedaan fisik dan kebudayaan (Alan Bullock, 1986 : 410).

Pengertian Imperialisme Dan Kolonialisme Menurut Para Ahli

Sekian uraian pengertian Imperialisme dan Kolonialisme, semoga bermanfaat.

Pengertian dan Sejarah Fundamentalisme

Definisi Fundamentalisme - Dalam pengertian lebih sempit dari fundamentalisme ‘literer’; istilah itu sebenarnya digunakan pertamakali untuk menyebut umat Kristen Penginjil Amerika, yang pada abad ke sembilan belas secara serius mengusahakan pemahaman harfiah dan menerapkan Bibel secara murni dan yang menolak teori evolusi temuan Darwin yang populer. Kaum fundamentalis literal dianggap naif, bahkan bodoh karena literalisme mereka yang dicap primitif. Padahal pendekatan mereka justru berkaitan dengan filosofi (bahasa) analitis modern terhadap metafisika.
Walaupun pada awalnya istilah ini digunakan untuk kelompok tertentu yang meyakini bahwa dunia ini akan segera berakhir (kiamat), akan tetapi seiring berjalannya waktu istilah ini juga diberikan pada kelompok yang mempunyai kepercayaan yang lebih universal. Tepatnya, istilah fundamentalisme merupakan istilah yang diberikan sendiri kepada para agamawan Protestan yang konservatif. Istilah ini diperkenalkan dan dipublikasikan melalui pamflet yang berjudul “The Fundamentals of the Faith” yang diterbitkan oleh Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Dalam pamflet tersebut kaum Protestan konservatif menjelaskan kembali bahwa kepercayaannya masih berlaku dan sesuai dengan kondisi sosial apapun. 
Keyakinan tersebut mereka konsep dalam ambisi untuk melawan zaman liberal yang progresif. Inilah yang kemudian oleh para pembaca pamflet tersebut kaum Protestanis dianggap kaum fundamentalisme, yakni kelompok Protestan yang anti modernitas. Fundamentalisme, dalam kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat dan Teologi merupakan pandangan yang muncul pada 1909 dan dipakai secara umum untuk menunjuk corak tertentu dari protestanisme konservatif. Tujuan fundamentalisme adalah untuk memelihara dasar-dasar kepercayaan dan untuk memerangi usaha untuk menafsirkan kembali Bibel dan teologi dalam kerangka pengetahuan modern. Agama Kristen dianggap sebagai agama yang sudah memadai yang dikemukakan oleh Bapak-bapak Gereja.
Menurut Karen Armstorng istilah fundamentalisme adalah istilah yang sesat. Di Islam sendiri istilah tersebut adalah Ushuliyah, kata yang merujuk pada penelitian atas sumber-sumber berbagai aturan dan prinsip hukum Islam. Barang kali Armstrong akan menyetujui ungkapan Harun Naution tentang penggunaan istilah fundamentalisme. Menurut Harun Nasution, fundamentalisme istilah yang tidak dipakai dalam umat Islam, dengan demikian berarti istilah yang cocok adalah modernisme atau pembaruan (tajdid). Tapi kalau yang dimaksud dengan fundamentalisme bukanlah paham kembali ke ajaran-ajaran dasar, tetapi paham dan gerakan mempertahankan ajaran-ajaran lama dan menentang pembaruan, seperti dalam gerakan Protestan Amerika yang muncul pada abad ke 19 lalu, maka istilah demikian tidak sesuai dengan paham dan gerakan sejenisna yang terdapat dalam Islam. 
Dalam masalah penggunaan istilah, fundamentalisme seringkali dianggap mengacu pada pemahaman yang literalis atau tekstualis dan ingin kembali pada sejarah masa lalu. Menurut John L. Esposito, kita seringkali terkecoh dengan persepsi fundamentalisme yang terkontaminasi oleh Protestanisme Amerika. Esposito menganggap bahwa bagi banyak orang Kristen, “fundamentalis” adalah pelecehan yang digunakan secara sembarangan terhadap agamawan-agamawan Injil literalis. Sebab mereka tidak terjun langsung ke lapangan untuk meneliti fakta yang sebenarnya. Terlalu awam jika mereka hanya memandang dengan sebelah mata. 
Istilah fundamentalisme Islam menurut Yusuf Qardhawi sebenarnya disodorkan oleh media Barat—di luar kehendak kita—supaya diadopsi oleh kalangan umat manusia melalui media massa. Ada istilah yang mengatakan jika kebohongan diucapkan berkali-kali, maka pada akhirnya akan dipercaya. Dengan demikian Yusuf Qardhawi mengatakan dengan tegas mengenai istilah aqidah, syariat, minhaj kehidupan, dakwah kepadanya, dianggap sebagai “fundamentalisme”, maka biarlah orang-orang yang merasa keberatan mau memberi kesaksian bahwa memang kita para “fundamentalis”. 
Bassam Tibi mempunyai anggapan lain tentang fundamentalisme. Menurutnya fundamentalisme adalah istilah yang paling tepat untuk menyebutkan pandangan-pandangan dunia yang dipolitisasi dari peradaban-peradaban yang bersaing. Namun banyaknya massa yang dimiliki Islam baginya bukanlah menjadi alasan mengapa fundamentalisme sebagai ideologi politik. Alasannya bahwa fundamentalisme Islam lebih merupakan ideologi politik daripada fenomena yang murni agama didukung oleh adanya fakta tidak adanya perdebatan teologis secara husus dalam fundamentalisme sendiri. Mereka tidak berdebat mengenai klub-klub intelektual juga tidak menyibukkan diri dalam polemik kontorversi-kontrovesi teologis. Mereka adalah para aktivis ideologis dan politis. 
Akan tetapi Islam yang bergerak tidak hanya ada yang menganggap Islam fundamentalis tapi ada juga yang mengasumsikan bahwa Islam yang seperti ini bisa diklasifikasikan sebagai gerakan “Islamisme”. Sebagaimana menurut Oliver Roy, ia menyebutkan bahwa aktivisme politik keagamaan cocok dengan istilah
“islamisme” untuk menyebut gerakan kontemporer yang memandang Islam mengandung ajaran ideologi politik. Soalnya islamisasi masyarakat—dalam sejarah Islam—mesti dilakukan melalui kekuasaan negara. Menaklukkan negara dulu baru kemudian melakukan islamisasi. Menurutnya, pendekatan yang ditempuh begitu non-koperatif dengan penguasa dan menolak sistem politik demokrasi.
Mark Juergensmeyer juga tidak sepakat jika istilah fundamentalisme, dalam artian masih ragu. Ia memiliki tiga alasan atas keraguannya. Pertama, istilah itu bersifat merendahkan karena mengandung tuduhan ketimbang penjelasan. Kedua, fundamentalisme adalah kategori yang tidak tepat untuk membuat perbandingan lintas kultural. Ketiga, untuk menggunakan fundamentalisme tidak dibawa ke makna yang politis. Mereka lebih dimotivasi oleh keyakinan-keyakinan religius daripada politis.
Walaupun semua demikian tentang istilah fundamentalisme, dengan segala kekurangannya “fundamentalisme” adalah satu-satunya istilah yang kita punyai untuk menggambarkan kelompok religius yang suka bertempur ini, dan sulit untuk muncul dengan pengganti yang lebih memuaskan.

Sumber:
Mulkhan. Abdul Munir, neo-sufisme dan pudarnya fundamentalisme di pedesaan. Yogyakarta: UII Press, 2000.
 
Gambar
Pengertian Fundamentalisme

Sekian uraian tentang Pengertian dan Sejarah Fundamentalisme, semoga bermanfaat.

Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli

|Pengertian Akulturasi|
Menurut Suyono, dalam Rumondor (1995: 208)
akulturasi merupakan pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur kebudayaan yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsur kebudayaan yang saling berhubungan atau saling bertemu. Berdasarkan defenisi ini tampak jelas dituntut adanya saling pengertian antar kedua kebudayaan tersebut sehingga akan terjadi proses komunikasi antarbudaya. 
Selain itu Nardy (2012) menjelaskan “ Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri”.
Selanjutnya Hasyim (2011) menjelaskan bahwa akulturasi merupakan perpaduan antara kedua budaya yang terjadi dalam kehidupan yang serasi dan damai. Dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Proses akulturasi akan segera berlangsung saat seorang transmigran memasuki budaya lokal. Proses akulturasi akan terus berlangsung selama transmigran mengadakan kontak langsung dengam sistem sosio-budaya lokal. Semua kekuatan akulturatif-komunikasi persona dan sosial, lingkungan komunikasi dan potensi akulturasi mungkin tidak akan berjalan lurus dan mulus, tapi akan bergerak maju menuju asimilasi yang secara hipotesis merupakan asimilasi yang sempurna.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Akulturasi
a. Faktor Intern

  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
  • Adanya penemuan baru.
  • Discovery - penemuan ide atau alat baru yangsebelumnya belum pernah ada.
  • Invention - penyempurnaan penemuan baru.
  • Innovation - pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
  • Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
  • Pemberontakan atau revolusi
b. Faktor Ekstern
  • Perubahan alam
  • Peperangan
  • Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Dalam kaitannya dengan ilmu psikologi, faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
Sumber:

Rumondor, Alex dkk. 1995. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Universitas Terbuka.

 
Gambar
Pengertian Akulturasi

Sekian uraian tentang Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Nasionalisme: Apa Itu Nasionalisme

Pengertian Nasionalisme - Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat terhindarkan.
Nasionalisme merupakan sebuah penemuan sosial yang paling menakjubkan dalam perjalanan sejarah manusia, paling tidak seratus tahun terakhir. Tidak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang lepas dari pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan berbeda sama sekali. Berakhirnya perang dingin dan semakin merebaknya gagasan dan budaya globalisme (internasionalisme) pada dekade 1990-an hingga sekarang, khususnya dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang dengan sangat pesat. Nasionalisme yang melahirkan bangsa berada di titik persinggungan antara politik, teknologi dan transformasi sosial.

Menurut John Hutchinson (2000:34) Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya promodern. Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionailmepada akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi krisis identitas kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.

Semangat rela adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju dan mencapai tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang tinggi.
Makna Nasionalisme :
  1. Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan pada negara
  2. Suatu perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah
  3. Suatu proses pembetukan atau pertumbuhan bangsa-bangsa
  4. Suatu bahasa dan simbolisme bangsa
  5. Suatu gerakan sosial dan politik demi kepentingan bangsa
  6. Suatu doktrin atau ideologi bangsa, baik umum maupun khusus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listiyarti (2007:26) “ nasionalisme berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,” Menurut Hitler dalam Chotib dan Djazuli (2007 :24) “ nasionalisme adalah sikap dan semangat berkorban untuk melawan bangsa lain” .
Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut Retno Listyarti (2007 :28) antara lain :
  1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya.
  2. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.
  3. Nasionalisme romatik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan eksprresi dari bansa atau ras. Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik
  4. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara meperoeh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit
  5. Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis . Dalam nasionaalisme kenegaraan bangsa adalah suatu komonitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.
  6. Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.
Selain itu, pada dasarnya nasionalisme yang muncul di negara-negara yang memiliki tujuan nasionalisme sebagai berikut :
  1. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban.
  2. Menghilangkan ekstremisme (tuntutan yang berlebihan ) dari warga negara (individu dan kelompok).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa.

Sumber:
Chotib. 2007. Sikap Nasionalisme. Jakarta: Bumi Citra.

 
Gambar
Pengertian Nasionalisme

Sekian uraian tentang Pengertian Nasionalisme: Apa Itu Nasionalisme, semoga bermanfaat.

Pengertian Dan Latar Belakang Revolusi Industri

Pengertian Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa tindakan yang tidak baik. 

Sedangkan pengertian Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. 

Latar Belakang 
Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia lainnya) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14. 

Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. 

Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegaitan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain. 

Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kotakota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. 

Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini, yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya berhadapan dan melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya. 

Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya - karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. 

Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal dari perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi meluas juga pada dunia produksi.





Sekian Uraian Tentang Revolusi Industri, Semoga Bermanfaat,

Periodisasi Sejarah Di Indonesia

Sejarah manusia di dunia terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman pra sejarah dan zaman sejarah. Zaman pra sejarah adalah zaman di mana manusia belum mengenal tulisan sedangkan pada zaman sejarah manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah di Indonesia meliputi: 

1. Zaman Batu 
Pada zaman ini terkenal dengan alat-alat dan kebudayaan yang terbuat dari batu disampig kayu dan tulang. Misalnya kapak genggam, menhir dan lain-lain.
                                             
                      Gb. Kapak Genggam                                                   Gb. Menhir

2. Zaman Logam 
Pada zaman ini manusia sudah mulai mngenal perhiasan dan peralatan yang terbuat dari logam dan emas. 

3. Zaman Hindu-Budha
 Zaman ini ajaran agama Hindu dan Budha mulai masuk ke Indonesia yang ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Budha di Indonesia, misalnya kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Singosari, dan Majapahit. 
  • Zaman Islam : Di zaman ini, ajaran Agama Isalam mulai masuk dan berkembang Indonesia yang ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Islam, misalnya Samudera Pasai, Demak, Aceh, Banten, dan Ternate. 
  • Zaman Penjajahan : Di zaman ini Indonesia diwarnai dengan adanya perjuangan melawan penjajah, seperti Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Hal ini ditandai dengan banyaknya ditemukan benteng dan meriam-meriam. 
3. Zaman Modern 
Zaman ini terhitung dari sejak Indonesia merdeka hingga sekarang. 



Sekian Uraian Tentang Zaman Sejarah Di Indonesia, Semoga Bermanfaat...!