Showing posts with label Ekosistem. Show all posts
Showing posts with label Ekosistem. Show all posts

Pengertian Sanitasi Menurut Para Ahli

Pengertian Sanitasi - Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan sebagai penjagaan kesehatan.

Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit.

Sedangkan menurut Azawar mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Pengertian Sanitasi
Dari beberapa pengertian sanitasi di atas dapat diambil pengertian sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor risiko lingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit.

Selanjutnya, Wijono menyatakan bahwa sanitasi merupakan kegiatan yang mempadukan (colaboration) tenaga kesehatan lingkungan dengan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini dilandasi oleh adanya keterkaitan peran dan fungsi tenaga kesehatan di dalam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat yang terpadu dan komprehensif. Colaboration kegiatan sanitasi dikoordinir oleh tenaga kesehatan lingkungan atau sanitarian yang memiliki kompetensi dan keahlian mereka di bidang kesehatan lingkungan. Sedangkan tenaga medis, perawat, bidan, petugas farmasi, petugas laboratorium dan petugas penyuluh kesehatan berperan sebagai mitra kerja.

Rantetampang, mengungkapkan bahwa sanitasi ialah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penularan.

Putranto juga menyatakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha kesehatan lingkungan yang menitik beratkan pada pengawasan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Sedangkan menurut Notoadmojo, sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya.

Selanjutnya, Soemirat mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Entjang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak, dan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :965/MENKES/SK/XI/1992, pengertian sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Sanitasi yaitu usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dibidang ksehatan, terutama kesehatan masayarakat. Sehingga sanitasi lingkungan berarti cara menyehatkan lingkungan hidup terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.

Jadi dari pengertian di atas bisa disimpukan bahwa sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.

Sekian uraian tentang Pengertian Sanitasi Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat.

Pengertian Daur Fosfor

|Daur Fosfor| Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dantulang vertebrata.

Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga lautmembentuk sedimen.

Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkanfosfat dari herbivora yang dimakannya.



 
Gambar
Siklus Daur Fosfor 


Sekian uraian tentang Pengertian Daun Fosfor, semoga bermanfaat,

Apa itu Ekosistem Hutan Pantai ?

Pengertian Ekosistem Hutan Pantai menurut Arief adalah tipe ekosistem hutan yang terdapat di daerah-daerah kering tepi pantai dengan kondisi tanah berpasir atau berbatu dan terletak di atas garis pasang tertinggi. Pada daerah seperti ini, umumnya jarang tergenang oleh iar laut, namun sering terjadi atau terkena angin kencang dengan hembusan garam.

Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan, Spesies-spesies pohon yang pada umumnya terdapat dalam ekosistem hutan pantai antara lain : Calophyllum inophyllum, Barringtonia speciosa, Terminalia catappa, Thespesia populnea, Hibiscus tiliaceus, Pisonia grandis dan Casuarina equisetifolia. Selain spesies-spesies pohon tersebut, Arief mengatakan bahwa kadang-kadang juga terdapat spesies pohon Hernandia peltata, Manilkara kauki dan Sterculia foetida.

Apabila dilihat perkembangan vegetasinya yang ada di daerah pantai (litoral), maka sesungguhnya sering dijumpai dua formasi vegetasi (komunitas), yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.

Formasi Pescaprae
Formasi ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di sepanjang pantai dan hampir terdapat di seluruh pantai Indonesia. Komposisi dari spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di mana saja hampir sama karena spesies tumbuhannya didominasi oleh Ipomoea pescaprae (kaki kambing) salah satu spesies tumbuhan menjalar, herba rendah yang akarnya dapat mengikat pasir.

Formasi Barringtonia
Formasi ini terdapat di atas formasi pescaprae yaitu terdapat di daerah pantai, persis di belakang formasi pescaprae yang telah memungkinkan untuk ditumbuhi berbagai spesies pohon khas hutan pantai. Disebut sebagai formasi Barringtonia karena spesies tumuhan yang dominan di daerah ini adalah spesies pohon Barringtonia asiatica. Pada umumnya yang dimaksud ekosistem hutan pantai ialah formasi Barringtonia ini.

Demikianlah pembahasan mengenai ekosistem hutan pantai, semoga tulisan saya mengenai ekosistem hutan pantai dapat bermanfaat.

Sumber:

- Indriyanto, 2010. Ekologi Hutan. Yang Menerbitkan PT Bumi Aksara : Jakarta.

Gambar Ekosistem Hutan Pantai

Apa itu Ekosistem Hutan Payau ?

Pengertian Ekosistem Hutan Payau menurut Arief adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai dan selalu atau secara teratur digenangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut, daerah pantai dengan kondisi tanah berpasir, berlumpur atau lumpur berpasir. Ekosistem hutan payau merupakan ekosistem yang khas untuk daerah tropis, yang terdapat di daerah pantai yang berlumpur dan airnya tenang (gelombang laut tidak besar).

Menurut KusmanaEkosistem Hutan Payau termasuk tipe ekosistem hutan yang tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi faktor lingkungan yang sangat dominan dalam pembentukan ekosistem itu ialah faktor edafis. Salah satu dari faktor lingkungan lainnya yang sangat menentukan perkembangan ekosistem hutan payau yaitu salinitas (kadar garam).

Komunitas tumbuhan yang terdapat dalam ekosistem hutan payau di dominasi oleh tumbuhan yang mempunyai akar napas atau pneumatofora. Disamping itu, spesies tumbuhan yang hidup dalam ekosistem hutan payau adalah spesies tumbuhan yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kadar garam air dan harus hidup pada kondisi lingkungan yang demikian, sehingga spesies tumbuh-tumbuhan itu pada umumnya merupakan spesies pohon yang dapat mencapai ketinggian 50m dan hanya membentuk satu stratum tajuk, sehingga pada umumnya dikatakan bahwa pada hutan payau tidak ada stratifikasi tajuk secara lengkap seperti pada tipe-tipe ekosistem hutan lainnya.

Menurut BengenEkosistem Hutan Payau di Indonesia memiliki keanekaragaman spesies tumbuhan yang tinggi dengan jumlah spesies tercatat sebanyak spesies kurang lebih 202 spesies yang terdiri atas 89 spesies pohon palem, 44 spesies epifit 19 spesies liana dan satu spesies sikas. Namun Spesies-spesies pohon utama di daerah payau pada umumnya membentuk tegakan murni dan merupakan ciri khas komunitas tumbuhannya.

Adapun spesies-spesies tumbuhan pada ekosistem hutan payau tersebut dapat digolongkan kedalam sejumlah jalur tertentu sesuai dengan tingkah toleransinya terhadap kadar garam dan fluktuasi permukaan air laut di pantai dan jalur seperti itu disebut juga zonasi vegetasi. Zonasi vegetasi atau jalur-jalur hutan payau masing-masing disebutkan secara berurutan dari yang palin dekat dengan laut ke arah darat, sebagai berikut :



  • Jalur Pedada, yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Sonneratia spp. dan juga Avicennia spp.
  • Jalur Bakau, yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Rhizophora spp. dan kadang-kadang juga dijumpai Brugiera spp., Ceriops spp., dan Xylocarpus spp.
  • Jalur Tancang, yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Brugiera spp. dan kadang-kdang juga dijumpai Xylocarpus spp., Aegiceras spp. dan Kandelia spp.
  • Jalur Transisi diantara hutan payau dengan hutan dataran rendah yang umumnya adalah hutan nipah dengan spesies Nypa fruticans.


  • Dari Segi EkologiEkosistem hutan payau merupakan habitat unik yang paling khas dalam banyak hal berbeda dengan habitat-habitat lainnya. Dalam habitat ini memungkinkan terjalinnya perpaduan yang unik antara organisme darat dan laut, serta antara organisme air asin dan air tawar.

    Ekosistem Hutan Payau memilik fungsi yang sangat kompleks, antara lain sebagai peredam gelombang laut dan angin badai, pelindung pantai dari proses abrasi dan erosi, penahan lumpur dan penjerat sedimen, penghasil detritus, sebagai tempat berlindung dan mencari makan, serta tempat berpijah berbagai spesies biota perairan payau, sebagai tempat rekreasi dan penghasil kayu.

    Demikianlah pembahasan mengenai ekosistem hutan payau, semoga tulisan saya mengenai ekosistem hutan payau dapat bermanfaat.

    Sumber:

    - Indriyanto, 2010. Ekologi Hutan. Yang Menerbitkan PT Bumi Aksara : Jakarta.
    Gambar Ekosistem Hutan Payau

Ekosistem : Apa itu Ekosistem Hutan Rawa ?

Pengertian Ekosistem Hutan Rawa menurut Arief adalah ekosistem hutan yang tidak terpengaruh oleh iklim, ekosistem ini terdapat pada daerah dengan kondisi tanah yang selalu digenangi air tawar, pada suatu daerah yang terletak dibelakang hutan payau (mangrove) dengan jenis tanah aluvial dan kondisi aerasinya buruk. Tipe ekosistem hutan rawa ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia, misalnya di Kalimantan Tengah, Sumatra Timur, Kalimantan Barat dan Irian Jaya Bagian Selatan.

Vegetasi (komunitas tumbuhan) yang menyusun ekosistem hutan rawa termasuk dalam kategori vegetasi yang selalu hijau, diantaranya yaitu berupa pohon-pohon dengan tinggi mencapai 40 meter dan mempunyai beberapa lapisan tajuk. Oleh karena itu ekosistem hutan rawa mempunyai beberapa lapisan tajuk, maka bentuknya hampir menyerupai ekosistem hutan tropis.

Pada umumnya spesies-spesies tumbuhan yang ada di dalam ekosistem hutan rawa cenderung berkelompok membentuk komunitas tumbuhan yang miskin dalam hal spesies. Dengan kata lain, penyebaran spesies tumbuhan yang ada di ekosistem hutan rawa tidak merata. Spesies-spesies pohon yang terdapat dalam ekosistem hutan rawa antara lain, Shorea uliginosa, Palaquium leiocarpum, Campnosperma macrophylla, Garcinia spp., Koompassia spp., Canarium spp., Eugenia spp., Xylopia spp., Calophyllum spp.

Menurut Irwan, ada beberapa daerah berawa yang hanya ditumbuhi rumput, ada pula yang hanya di dominasi oleh palem dan pandan. Meskipun demikian ada juga yang menyerupai hutan hujan tropis dataran rendah dengan pohon-pohon berakar tunjang, berbagai jenis spesies palem dan terdapat juga spesies-spesies tumbuhan epifit, namun kekayaan jenis dan kepadatannya tentu lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem hutan tropis.

Demikianlah pembahasan mengenai ekosistem hutan rawa, semoga tulisan saya mengenai ekosistem hutan rawa dapat bermanfaat.

Sumber:

- Indriyanto, 2010. Ekologi Hutan. Yang Menerbitkan PT Bumi Aksara : Jakarta.


Gambar. Ekosistem Hutan Rawa